Posts

Showing posts from June, 2014

Tarhib Ramadhan

Image
بسم الله الرحمن الرحيم َالْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ اْلإِيْمَانِ وَاْلإِسْلاَمِ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْد “Ibarat pon bensin, Ramadhan adalah tempat mengisi bahan bakar ruhani untuk bekal perjalanan   setahun. Siapa yang maksimal dia akan sukses, sebaliknya siapa yang lalai, dia akan terseok-seok dalam dosa dan kesia-siaan” (Dr. Amir Faishol Fath, MA) Dalam buku “8 Kunci Sukses Ramadhan”, Dr. Amir Faisol Fath menuliskan tip-tip agar kaum muslimim dapat meraih kesuksesan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Buku tersebut memotivasi kita untuk meningkatkan ibadah Ramadhan. Tentu tidak sekedar ritualitas saja. Namun, lebih daripada itu, Ramadhan dapat menjadi madrasah kehidupan seseorang. Dengan hadirnya bulan Ramadhan, selayaknya pribadi tercerahkan menjadi muslim yang lebih baik. Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan agar kita memperoleh kesuksesan Ramad...

Harapan Kepada Pemuda

Image
Aku harapkan pemuda inilah yang akan sanggup membangunkan zaman yang baru memperbaru kekuatan iman menjalankan pelita hidayat.. menyebarkan ajaran khatamul-anbiya’ menancapkan di tengah medan pokok ajaran Ibrahim Api ini akan hidup kembali dan membakar... jangan mengeluh jua , hai orang yang mengadu Jangan putus asa , melihat lengang kebunmu Cahaya pagi telah terhampar bersih Dan kembang-kembang telah menyebar harum narwastu Khilafatul-Ard akan diserahkan kembali ke tanganmu Bersedialah dari sekarang Tegaklah untuk menetapkan engkau ada Denganmulah Nur Tauhid akan disempurnakan kembali Engkaulah minyak atar itu , meskipun masih tersimpan dalam kuntum yang akan mekar Tegaklah, dan pikullah amanat ini atas pundakmu Hembuslah panas nafasmu di atas kebun ini Agar harum-harum narwastu meliputi segala Dan janganlah dipilih hidup ini bagai nyanyian ombak hanya berbunyi ketika terhempas di pantai Tetapi jadilah kamu air-bah , mengubah dunia dengan ama...

Nasehat Elang Pada Anaknya

Image
Kautahu bahwa semua elang hanya pantas bagi sesama elang: Dengan segenggam sayap, masing-masing memiliki hati singa. Harus berani dan hormat diri, sergaplah mangsa yang besar saja. Jangan bersibuk dengan ayam hutan, burung meliwis dan pipit Kecuali jika kauingin melatih kepandaianmu memburu. Adalah hina, pengecut, tanpa berusaha mengeram Membersihkan paruh kotor dengan mengambil makanan dari tanah. Elang tolol yang meniru cara hidup burung pipit yang pemalu Akan menjumpai nasib malang sebab ialah yang menjadi mangsa buruannya Kutahu banyak elang yang jatuh dalam debu di mata mangsanya Oleh karena mereka memilih jalan hidup burung pemakan gandum. Peliharalah martabatmu hingga hidupmu bahagia Selalulah geram, keras, berani dan kuat dalam perjuangan hidup. Biarlah ayam hutan yang malang punya tubuh indah dan langsing Bangunlah dirimu kokoh seteguh tanduk rusa jantan. Apa pun kesenangan yang berasal dari kehidupan fana di sini Datang dari hidup yang penuh ...

Palguna Palgunadi

Image
[wayangpedia.com] Suatu hari ketika Ekalaya sedang berlatih memanah, seekor anjing berburu menggonggonginya. Karena dianggap mengganggu, diambilnya tujuh buah anak panah, dipasangnya pada busurnya, dan dengan sekali bidik, ketujuh anak panah itu melesat lalu menancap tepat ke moncong anjing itu … mantab!!. Tidak lama kemudian, datanglah pemilik anjing itu. la ternyata Arjuna. Waktu itu Arjuna memang sedang berburu ditemani anjingnya. Ketika melihat anjingnya mati dengan tujuh buah anak panah menancap sekaligus di moncongnya, ia sangat marah. Namun, selain marah Arjuna juga merasa keahliannya memanah kini tersaing oleh seseorang. Sebagai orang yang selama ini dikenal paling ahli memanah, juara dunia wayang, Arjuna tidak sanggup membidik sasaran dengan sekaligus tujuh buah anak panah seperti yang dilakukan oleh pembunuh anjingnya. Karena itu dengan hati amat penasaran Arjuna mencari orang itu. Setelah berjumpa dengan orang, yang ternyata tampan nggak kalah darinya, Arjuna mendap...

Kekerasan di Kepala Kita

Image
Radhar Panca Dahana ;  Budayawan KOMPAS, 30 Mei 2014  KETIKA pemain belakang Barcelona, Dani Alves, dilanggar dengan keras oleh lawannya, pemain belakang Real Madrid, Pepe, anak remaja di sebelah saya sekonyong-konyong berteriak, ”Sudah... senter aja... senter aja!” Wajah remaja 14 tahun itu serius menatap kotak kaca, seolah ia berada langsung di stadion kesebelasan favoritnya, Nou Camp, Spanyol. ”Senter” sebuah istilah sepak bola tarkam (antarkampung) yang artinya menendang bola dengan kuat ke arah bagian penting tubuh orang lain, seperti kepala, dada, atau bagian alat vital. Keterkejutan saya dengan seruan keras anak itu tak ada apa-apanya ketimbang rasa kaget dan sedih saat mendengar jawaban yang saya dengar darinya ketika saya tak kuasa bertanya, ”Biar apa di-senter?” ”Ya, biar mati aja sekalian!” Kedua biji matanya tidak lepas dari layar kaca TV. Lain ruang dan waktu, seorang gadis kelas II SMP menuliskan kegelisahannya via Twitter kepada sang pacar tentang sal...