Rinduku Padamu…
Scene 1:
Disebuah bus kota di jalur lebak bulus – blok m yang padat, dengan sopir ugal-ugalan, seorang ibu yang sedang hamil tua tampak kesusahan bergelayutan. Disekelilingnya banyak lelaki muda dan perempuan-perempuan yang asyik duduk tanpa merasa ada sesuatu yang tidak sesuai.
Scene 2:
Seorang nenek sudah hampir 30 menit berusaha menyeberang di ruas jalan raya yang searah, tepat di zebra cross, dengan tak ada satu pun pengendara kendaraan bermotor yang sudi memberikan jalan. Karena terlalu lama menunggu, sang nenek memberanikan diri melangkah… Baru 3 langkah ia melewati zebra cross, tampak sebuah sedan mewah eropa yang bukannya mengurangi kecepatan, malah tancap gas sambil menekan klakson keras-keras dan berjalan zigzag. Sang nenek hanya bisa tertegun sambil memegang dada kirinya erat-erat.
Scene 3:
Seorang murid SMU di kalimantan yang juara olimpiade kimia, gagal masuk ke UI karena tidak memiliki biaya.
Scene 4:
Seorang korban pengeroyokan yang babak belur luka parah dibawa ke sebuah rumah sakit swasta di Bandung. Dengan luka menganga dan darah terus bercucuran, si korban dibiarkan saja di ruang tunggu karena tak ada satu orang pun yang bersedia menjamin…
Scene 5:
Pada sebuah acara anak-anak di televisi, seorang tamu yang produser sinetron keturunan asia selatan, memberikan nasehat agar anak-anak rajin menonton sinetron kalau ingin jadi produser atau sutradara sukses dan kaya.
Scene 6:
Kenalanku yang anggota legislatif dari sebuah partai yang berasaskan salah satu agama tertentu, tertangkap basah memanipulasi harga-harga pembelian barang di proyek yang dibiayai teman ku satunya lagi. Setelah dilaporkan ke pihak partai yang bersangkutan, sangsi yang diberikan adalah mengangkat yang bersangkutan menjadi ketua bidang pembinaan kepemudaan dan caleg untuk pemilu april nanti (jadi inget kejaksaan agung…).
Scene 7:
Bingung liat anakku dipaksa untuk belajar baca tulis hitung di usia dini, padahal menurutku diusia segitu harusnya lebih banyak bermain dan belajar kreativitas. Tapi katanya kalo mau masuk SD udah harus bisa calistung…
Scene 8:
Minggu kemaren diludahin pengendara motor yang kesenggol, padahal dia yang ngebut nerobos lampu merah…
Scene 9:
Abis nolak proyek di sebuah rumah sakit di jakarta, gara-gara si pimpro minta jatah 64 persen dari nilai proyeknya.
Scene 10:
Seorang sopir taksi membawa penumpang seorang anggota dewan yang terhormat bersama selingkuhannya dari bandara soekarno hatta menuju salah satu hotel di jakarta. Ternyata setelah turun si penumpang kurang bayar dan tidak mau mengganti uang tol sambil menepuk dada dan bilang “kamu tidak tau siapa saya? saya ini anggota dewan yang terhormat!”. Dengan sedih si sopir berlalu. Beberapa hari kemudian si sopir melihat orang yang sama di televisi sedang ditangkap oleh KPK.
Disebuah bus kota di jalur lebak bulus – blok m yang padat, dengan sopir ugal-ugalan, seorang ibu yang sedang hamil tua tampak kesusahan bergelayutan. Disekelilingnya banyak lelaki muda dan perempuan-perempuan yang asyik duduk tanpa merasa ada sesuatu yang tidak sesuai.
Scene 2:
Seorang nenek sudah hampir 30 menit berusaha menyeberang di ruas jalan raya yang searah, tepat di zebra cross, dengan tak ada satu pun pengendara kendaraan bermotor yang sudi memberikan jalan. Karena terlalu lama menunggu, sang nenek memberanikan diri melangkah… Baru 3 langkah ia melewati zebra cross, tampak sebuah sedan mewah eropa yang bukannya mengurangi kecepatan, malah tancap gas sambil menekan klakson keras-keras dan berjalan zigzag. Sang nenek hanya bisa tertegun sambil memegang dada kirinya erat-erat.
Scene 3:
Seorang murid SMU di kalimantan yang juara olimpiade kimia, gagal masuk ke UI karena tidak memiliki biaya.
Scene 4:
Seorang korban pengeroyokan yang babak belur luka parah dibawa ke sebuah rumah sakit swasta di Bandung. Dengan luka menganga dan darah terus bercucuran, si korban dibiarkan saja di ruang tunggu karena tak ada satu orang pun yang bersedia menjamin…
Scene 5:
Pada sebuah acara anak-anak di televisi, seorang tamu yang produser sinetron keturunan asia selatan, memberikan nasehat agar anak-anak rajin menonton sinetron kalau ingin jadi produser atau sutradara sukses dan kaya.
Scene 6:
Kenalanku yang anggota legislatif dari sebuah partai yang berasaskan salah satu agama tertentu, tertangkap basah memanipulasi harga-harga pembelian barang di proyek yang dibiayai teman ku satunya lagi. Setelah dilaporkan ke pihak partai yang bersangkutan, sangsi yang diberikan adalah mengangkat yang bersangkutan menjadi ketua bidang pembinaan kepemudaan dan caleg untuk pemilu april nanti (jadi inget kejaksaan agung…).
Scene 7:
Bingung liat anakku dipaksa untuk belajar baca tulis hitung di usia dini, padahal menurutku diusia segitu harusnya lebih banyak bermain dan belajar kreativitas. Tapi katanya kalo mau masuk SD udah harus bisa calistung…
Scene 8:
Minggu kemaren diludahin pengendara motor yang kesenggol, padahal dia yang ngebut nerobos lampu merah…
Scene 9:
Abis nolak proyek di sebuah rumah sakit di jakarta, gara-gara si pimpro minta jatah 64 persen dari nilai proyeknya.
Scene 10:
Seorang sopir taksi membawa penumpang seorang anggota dewan yang terhormat bersama selingkuhannya dari bandara soekarno hatta menuju salah satu hotel di jakarta. Ternyata setelah turun si penumpang kurang bayar dan tidak mau mengganti uang tol sambil menepuk dada dan bilang “kamu tidak tau siapa saya? saya ini anggota dewan yang terhormat!”. Dengan sedih si sopir berlalu. Beberapa hari kemudian si sopir melihat orang yang sama di televisi sedang ditangkap oleh KPK.
Comments
Post a Comment